Sabtu, 01 Juni 2013

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Eksistensi Satrio Yudi Wahono alias Piyu (39) semenjak vakumnya group band Padi ternyata tidak hanya dalam bidang musik. Selain menjadi produser, solo gitar dan penyanyi, Piyu kini juga terlibat dalam pembuatan film antologi atau omnibus.
Film yang diproduksi Starvision Plus tersebut mengangkat empat lagu yang terdapat dalam album solo garapan Piyu, yakni Firasatku, Cinta Itu Adalah, Sakit Hati dan Jernih.
"Saat ini sudah ada tiga lagu yang diproses menjadi film, tinggal satu saja, Jernih, yang belum," kata Piyu ditemui di Wapres Bulungan, Jakarta Selatan, Jumat (31/5/2013) malam.
Dalam empat judul tersebut, imbuh Piyu, akan ada empat sutradara yang menangani masing-masing judul.
"Sutradaranya ada empat, Acha Septriasa, Fajar Nugros, Ringgo Agus Rahman dan Fajar Bustomi. Tiap sutradara memegang satu bagian," kata dia.
Film yang mengangkat tema cinta tersebut, direncanakan bakal tayang pada 3 oktober mendatang.
"Kita akan menampilkan tema cinta, tapi yang berbeda dengan yang sudah ada," ujar Piyu yang dalam proyek ini juga bertugas mengaransemen musik.

Definisi 'sutradara' Indonesian to Indonesian noun 1. orang yg memberi pengarahan dan bertanggung jawab atas masalah artistik dan teknis dl pementasan drama, pembuatan film, dsb; me·nyut·ra·da·rai n memimpin atau mengatur pementasan sandiwara (pembuatan film dsb): ia telah - beberapa film yg baik; pe·nyut·ra·da·ra·an n proses, cara, perbuatan menyutradarai: dl bidang - dan produksi film, ia telah cukup berpengalaman; ke·sut·ra·da·ra·an n yg bersangkutan dng pekerjaan sutradara

Definisi 'sutradara'
Indonesian to Indonesian
noun
1. orang yg memberi pengarahan dan bertanggung jawab atas masalah artistik dan teknis dl pementasan drama, pembuatan film, dsb;
me·nyut·ra·da·rai n memimpin atau mengatur pementasan sandiwara (pembuatan film dsb): ia telah - beberapa film yg baik; pe·nyut·ra·da·ra·an n proses, cara, perbuatan menyutradarai: dl bidang - dan produksi film, ia telah cukup berpengalaman;
ke·sut·ra·da·ra·an n yg bersangkutan dng pekerjaan sutradara

SUTRADARA


SUTRADARA

1. ETIMOLOGI
Istilah ”Sutradara” berdasarkan etimologi, berasal dari kata :
Sutra : a. Iktisar Kitab Weda Samtika
b. Naskah
Dhara : pendukung pembawa
Jadi, arti sempit : Pembawa nashah
Arti Luas : Koordinator pelaksana tugas-tugas teater / drama
Tugas sempit : menyiapkan aktor
Tugas luas : mengkoordinasi tugas orang-orang teater / drama


2. PERANAN SUTRADARA DALAM TEATER DAN PEMENTASAN
Peran sutradara dalam teater dan pementasan adalah :
• Koordinator,
• Organisasi,
• Konseptor,
• Motor, dan
• Guru (dalam arti ’mengajar’ para anggota teater)

a. Memilih dan menentukan naskah (bila hal ini tidak ditentukan oleh produser atau sponsor).

b. Mempelajari naskah (meliputi latar belakang budaya naskah dan peninjauan tema).
Peninjauan naskah meliputi :
i. Tema
ii. Segi sastranya
iii. Segi teaternya

c. Memilih pemain (aktor / aktris), disebut : casting (bila hal ini tidak dilakukan sendiri oleh produsen).
Misalnya mengenai jumlah pemain yang diperlukan, memilih peran yang cocok (berdasarkan pertimbangan tubuh, suara, karakterisasi, dan sebagainya).

d. Menetapkan hari-hari berlatih. (meliputi : membaca naskah, akting, dan blocking)
e. Mengadakan kerjasama dengan ”stage manager” (Pemimpin pementasan, koordinator persiapan orang-orang teater), ”designer” (Pemimpin/penanggungjawab aspek-aspek visual, seperti letting, setting, dll) serta para ”aktordan aktris”, untuk menentukan corak atau warna drama serta pentas.

3. SUTRADARA HARUS AKTIF DAN KREATIF
Sutradara yang hanya ”derdiam diri” saja berarti :
a. Ia ingin memberikan kesempatan kepada aktor / aktris untuk bereaksi sendiri.
b. Ia amat menghormati aktor / aktrisnya.
c. Ia tidak mempunyai konsep, atau
d. Ia tidak mampu memberikan contoh bagi para aktor / aktrisnya.

4. TIPE-TIPE SUTRADARA
a. Tipe Diktaktor : Semua harus mengikuti kemauannya. Dia sendiri memberikan contoh-contoh sampai sekecil-kecilnya. Aktor / aktris tinggal ”membeo” saja.

b. Tipe Gas Bag : Menerangkan sampai hal sekecil-kecilnya, mengenai latar belakang budaya dan sastra dari drama, tanpa menyinggung naskah drama itu sendiri.

c. Tipe Pendidik : Bersikap ”Tut Wuri Handayani”, hanya memberi prtunjuk bila dianggap perlu.

d. Tipe Among : Mengasuh dengan sikap kebapakan.

e. Tipe gabungan dari berbagai sikap

5. JENIS TEATER
(Ditinjau berdasarkan ”Peranan Sutradara” di dalam teater).
a. Teater Sutradara : Bila dalam teater, sutradara bertindak sebagai : koordinator, organisator, motor, guru, bahkan diktator.
b. Teater Produser : Bila produser yang memegang kekuasaan utama
c. Teater Designer : Bila designer yang memegang kekuasaan utama
d. Teater Aktor : Bila aktor / aktir yang memegang kekuasaan utama
e. Teater Penulis : Bila penulis yang memegang kekuasaan utama

Catatan :
Dalam teater-teater (b,c,d,e) peran sutradara menyempit, yakni hanya menyiapkan (melatih) para pemain saja.

f. Teater Amatir : Biasanya sutradara mengerjakan segalanya, (banyak berlaku di Indonesia terutama dikalangan mahasiswa di perguruan tinggi. Lihat namanya : Teater PROSES, Teater Hmapa, Teater Pelangi, Teater Institut Surabaya, dll).

Teater (Tugas Dan Fungsi Seorang Sutradara)


Teater (Tugas Dan Fungsi Seorang Sutradara)

PENYUTRADARAAN
 Tugas dan fungsi seorang sutradara sangat penting eksistensinya dalam sebuah pertunjukan teater. Namun banyak yang belum memahami dua hal tersebut.
“Posisi sutradara teater modern, berada pada kekuatan kontrol untuk mempersatukan seluruh unsur produksi sebuah lakon. Mereka memiliki multi fungsi, orang-orang dengan multi bakat, yang bersepakat bekerjasama dalam sebuah media seni dalam masyarakat kita”.
Dari keterangan diatas kita dapat mengetahui apa itu sutradara serta seberapa penting adanya seorang sutradara dalam sebuah produksi teater. Seorang sutradara haruslah memiliki tingkat intelektual dan kepekaan rasa yang tinggi sehingga pementasan dapat berlangsung dengan kualitas tinggi pula. Keberadaan seorang sutradara dapat diibaratkan dengan seorang guid yang memberikan penjelasan kepada wisatawan.
“Sutradara adalah pusat dari dari seluruh kegiatan. Ia harus harus mempunyai kekuatan tanggung jawab. Jika kekuatan itu dipakai untuk kepentingan sendiri, maka itu akan menghilangkan penghargaan terhadap dirinya. Biasakanlah hadir diantara diantara para pendukung produksi dan pusatkan perhatian pada pekerjaan yang sedang dilakukan bersama”.
Disiplin adalah kata yang harus dijalani oleh seorang sutradara, sutradara adalah seorang pemimpin dalam sebuah produksi teater. Apabila sutradara tidak dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin, maka tidak menutup kemungkinan hasil dari latihan tidak akan membuahkan hasil yang maksimal, karena bagaimanapun hasil berbanding lurus dengan proses.
Memproduksi suatu lakon merupakan kerja bagi setiap sutradara. Sutradara dituntut untuk memimpin sebuah kelompok yang memproduksi sebuah garapan teater. Sutradara harus mampu menginterpretasikan sebuah naskah yang menjadi pilihannya untuk dipentaskan.
“Teater adalah seni kerjasama dimana semua unsur seni yang tercakup didalamnya yaitu penytradaaraan, akting, desain bahkan penonton bekerjasama dan mempunyai posisi setara dalam menciptakan sebuah karya seni diatas panggung. sudah sepatutnya sutradara mengakui bahwa dia tidak dapat bekerja sendiri dalam menciptakan karya seni, dan begitu pula sebaliknya aktor tidak dapat menciptakan karya seninya tanpa sutradara dan penata”  
Sutradara juga dapat bertindak sebagai koordinator, organisator, dan juga konseptor. Konsekwensi dari pilihan tersebut sutradara memliki tanggung jawab dalam pemilihan naskah, aktor serta pilihan artistic yang berakhir pada keputusan sutradara setelah para pendukung artistik lainnya memberikan bentuk tawaran artistik.
“Dapatlah dikatakan bahwa penyutradaraan memerlukan kualitas sikap yang lebih paternalistik dari seorang sutradara. Sutradara harus membimbing, mendorong, mendukung dan memperkuat mereka yang terlibat dalam produksi, sutradara juga harus siap untuk meninggalkan ‘keluarga’ di rumah. Perbedaan sutradara dengan aktor adalah sutradara harus berpikir lebih dahulu tentang berbagai kemungkinan, kemudian mengkontrol kepekaannya hingga menemukan ketepatan bagi gagasannya”
Sutradara memiliki tugas untuk memimpin, sekaligus memiliki wewenang untuk menentukan gagasan artistik dalam sebuah pertunjukan teater, hal itu tentu bukanlah tugas ringan, maka sutradara terlebih dahulu harus merencanakan dan menentukan konsep estetika yang akan di usung ke atas pentas, sehingga para pendukung artistic lainnya akan mengarah pada satu tujuan estetika sesuai dengan gagasan sutradara. 
Apabila kita rumuskan maka tugas seorang sutradara berada pada tahapan sebagai berikut:
1.    Sutradara menafsirkan naskah untuk menentukan gaya panggung sebagai konsep dasar produksi. Gaya ini kemudian berguna untuk membentuk panggung.
2.    Sutradara dapat melatih dan menentukan pemain.
3.    Sutradara menjalin kerjasama dengan penata artistik.
4.    Sutradara menyatukan seluruh elemen kerja hingga akhir produksi.
Sebagian besar sutradara membaca naskah berkali-kali sebagai cara untuk menyelami lebih dalam kualitas menyeluruh yang dimiliki naskah.

Senin, 13 Mei 2013

Smkn-Multimedia dan Tugas Sutradara | Tugas Sutradara Dalam 4 Tahap Produksi Videografi Multimedia


Smkn-Multimedia dan Tugas Sutradara | Tugas Sutradara Dalam 4 Tahap Produksi Videografi Multimedia

Sebelum lebih lanjut kita belajar menjadi sutradara Smkn-multimedia, kita harus mempelajari tugas seorang sutradara dalam produksi videografi atau smkn-multimedia. Karena tugas sutradara dalam produksi Smkn-multimedia sangatlah penting. Hal ini disebabkan karena sutradara adalah yang bertanggung jawab terhadap baik buruknya sebuah produksi karya videografi atau smkn-multimedia. berikut ini Smkn-multimedia mencoba untuk menjelaskan tugas sutradara dalam 4 stage of videografi production.

Tugas Sutradara Dalam 4 Stage of Videografi

Tugas Sutradara Dalam 4 Stage of Videografi Production - Permulaan pelaksanaanproduksi tidak berarti dengan dimulai pelaksanaan pengambilan gambar (shooting) dan rekaman, sesuai dengan rencana yang diuraikan dalam rencana diatas kertas. Menurut Alan Wurtzelpelaksanaan produksi itu bertahap.
1.      Tahap Perencanaan (Pra Produksi)
Anggota-anggota pokok dalam tim produksi televisi : produser, sutradara, pengarah teknik, pengarah audio, pengarah pencahayaan dan perencana artistik bertemu membicarakan acara yang akan diproduksi dan memberikan pekerjaan masing-masing bagian yang berkaitan satu dengan yang lain. Lingkup persiapan ini dimulai dengan menganalisa skenario dan membuat konsep rencana kerja produksi (master plan) dari segi teknis, artistik dan dramatik sehingga menjadi penuturan yang sinematik. Memilih kerabat kerja produksi dan pengisi acara (talent) yang sesuai dengan tuntutan acara yang akan dibuat. Menentukan pemilihan lokasi yang akan dipakai bersama penata artistik, kamerawan, asisten sutradara dan unit manajer. Dengan dilakukan perencanaan pra produksi ini, kesalahan yang mungkin terjadi dapat lebih mudah diperbaiki diatas kertas.
2.      Tahap Persiapan Produksi (membangun set dan latihan)
Pentingnya tahap ini ialah menyiapkan secermatnya segala sesuatunya sebelum dapat dilaksanakan secara bersamaan semua bagian yang berkaitan dalam pelaksanaan produksi sesungguhnya. Melatih dan mengarahkan pemain (talent), kerabat kerja teknik, kamera, pencahayaan dan audio memeriksa posisi kamera, lampu-lampu, mutu cahaya dan peralatan lainnya. Dan pada latihan semua unsur produksi berkesempatan memeriksa persiapan terakhir : set, busana, pencahayaan, musik dan efek suara, film atau rekaman video yang akan di insert.


3.      Tahap Pelaksanaan (produksi)
Disini sutradara diberikan kesempatan bertindak lebih kreatif, memperhatikan lebih sempurna pada rincian bidang estetik atau penanganan peralatan. Mengkoordinasikan seluruh kru untuk mencapai efisiensi kerja dan terjaminnya mutu karya seluruh tenaga kreatif. Wajib berada dilokasi pada saat produksi berlangsung dan melakukan penilaian dan memberikan kata cut atas mutu kerja seluruh unsur pendukung baik secara teknis maupun artistik.
4.      Tahap Paska Produksi
Dalam tahap ini sutradara memberikan petunjuk kepada editor untuk menghubungkan ratusan shot menjadi satu acara lengkap, sesuai dengan skenario dan keinginan sutradara. Mengarahkan editor untuk menambahkan efek-efek visualyang diinginkan, dan juga memperhatikan kesinambungan gambar dengan cerita untuk mempengaruhi emosi penonton.