Sabtu, 01 Juni 2013

Teater (Tugas Dan Fungsi Seorang Sutradara)


Teater (Tugas Dan Fungsi Seorang Sutradara)

PENYUTRADARAAN
 Tugas dan fungsi seorang sutradara sangat penting eksistensinya dalam sebuah pertunjukan teater. Namun banyak yang belum memahami dua hal tersebut.
“Posisi sutradara teater modern, berada pada kekuatan kontrol untuk mempersatukan seluruh unsur produksi sebuah lakon. Mereka memiliki multi fungsi, orang-orang dengan multi bakat, yang bersepakat bekerjasama dalam sebuah media seni dalam masyarakat kita”.
Dari keterangan diatas kita dapat mengetahui apa itu sutradara serta seberapa penting adanya seorang sutradara dalam sebuah produksi teater. Seorang sutradara haruslah memiliki tingkat intelektual dan kepekaan rasa yang tinggi sehingga pementasan dapat berlangsung dengan kualitas tinggi pula. Keberadaan seorang sutradara dapat diibaratkan dengan seorang guid yang memberikan penjelasan kepada wisatawan.
“Sutradara adalah pusat dari dari seluruh kegiatan. Ia harus harus mempunyai kekuatan tanggung jawab. Jika kekuatan itu dipakai untuk kepentingan sendiri, maka itu akan menghilangkan penghargaan terhadap dirinya. Biasakanlah hadir diantara diantara para pendukung produksi dan pusatkan perhatian pada pekerjaan yang sedang dilakukan bersama”.
Disiplin adalah kata yang harus dijalani oleh seorang sutradara, sutradara adalah seorang pemimpin dalam sebuah produksi teater. Apabila sutradara tidak dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin, maka tidak menutup kemungkinan hasil dari latihan tidak akan membuahkan hasil yang maksimal, karena bagaimanapun hasil berbanding lurus dengan proses.
Memproduksi suatu lakon merupakan kerja bagi setiap sutradara. Sutradara dituntut untuk memimpin sebuah kelompok yang memproduksi sebuah garapan teater. Sutradara harus mampu menginterpretasikan sebuah naskah yang menjadi pilihannya untuk dipentaskan.
“Teater adalah seni kerjasama dimana semua unsur seni yang tercakup didalamnya yaitu penytradaaraan, akting, desain bahkan penonton bekerjasama dan mempunyai posisi setara dalam menciptakan sebuah karya seni diatas panggung. sudah sepatutnya sutradara mengakui bahwa dia tidak dapat bekerja sendiri dalam menciptakan karya seni, dan begitu pula sebaliknya aktor tidak dapat menciptakan karya seninya tanpa sutradara dan penata”  
Sutradara juga dapat bertindak sebagai koordinator, organisator, dan juga konseptor. Konsekwensi dari pilihan tersebut sutradara memliki tanggung jawab dalam pemilihan naskah, aktor serta pilihan artistic yang berakhir pada keputusan sutradara setelah para pendukung artistik lainnya memberikan bentuk tawaran artistik.
“Dapatlah dikatakan bahwa penyutradaraan memerlukan kualitas sikap yang lebih paternalistik dari seorang sutradara. Sutradara harus membimbing, mendorong, mendukung dan memperkuat mereka yang terlibat dalam produksi, sutradara juga harus siap untuk meninggalkan ‘keluarga’ di rumah. Perbedaan sutradara dengan aktor adalah sutradara harus berpikir lebih dahulu tentang berbagai kemungkinan, kemudian mengkontrol kepekaannya hingga menemukan ketepatan bagi gagasannya”
Sutradara memiliki tugas untuk memimpin, sekaligus memiliki wewenang untuk menentukan gagasan artistik dalam sebuah pertunjukan teater, hal itu tentu bukanlah tugas ringan, maka sutradara terlebih dahulu harus merencanakan dan menentukan konsep estetika yang akan di usung ke atas pentas, sehingga para pendukung artistic lainnya akan mengarah pada satu tujuan estetika sesuai dengan gagasan sutradara. 
Apabila kita rumuskan maka tugas seorang sutradara berada pada tahapan sebagai berikut:
1.    Sutradara menafsirkan naskah untuk menentukan gaya panggung sebagai konsep dasar produksi. Gaya ini kemudian berguna untuk membentuk panggung.
2.    Sutradara dapat melatih dan menentukan pemain.
3.    Sutradara menjalin kerjasama dengan penata artistik.
4.    Sutradara menyatukan seluruh elemen kerja hingga akhir produksi.
Sebagian besar sutradara membaca naskah berkali-kali sebagai cara untuk menyelami lebih dalam kualitas menyeluruh yang dimiliki naskah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar